Kamis, 29 Maret 2012

Disleksia
 (Inggris: dyslexia) adalah sebuah kondisi ketidakmampuan belajar pada seseorang yang disebabkan oleh kesulitan pada orang tersebut dalam melakukan aktivitas membaca dan menulis.
Gangguan ini terjadi karena kondisi otak yang tidak bisa mengenali dan memproseskan simbol-simbol tertentu. Orang-orang yang menderita disleksia mempunyai kesulitan dalam membaca suatu kata dan menganggap kata-kata tersebut berbentuk lain dari bentuk normal. Gejala dari penyakit disleksia adalah mengalami kesulitan dalam mengartikan suatu kalimat sederhana, kesulitan dalam membaca kata-kata tertulis, dan kesulitan dalam menyajakkannya. Aspek abnormal dari penderita disleksia ini adalah otaknya, bukan gangguan pengelihatan ataupun rendahnya intelijensi. Bahkan, banyak orang dengan penderita disleksia mempunyai kecerdasan di atas rata-rata intelijensi normal..

Ada dua tipe disleksia, yaitu developmental dyslexsia (bawaan sejak lahir) dan aquired dyslexsia (didapat karena gangguan atau perubahan cara otak kiri membaca). Developmental dyslexsia diderita sepanjang hidup pasien dan biasanya bersifat genetik. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa penyakit ini berkaitan dengan disfungsi daerah abu-abu pada otak. Disfungsi tersebut berhubungan dengan perubahan konektivitas di area fonologis (membaca). Beberapa tanda-tanda awal disleksia bawaan adalah telat berbicara, artikulasi tidak jelas dan terbalik-balik, kesulitan mempelajari bentuk dan bunyi huruf-huruf, bingung antara konsep ruang dan waktu, serta kesulitan mencerna instruksi verbal, cepat, dan berurutan. Pada usia sekolah, umumnya penderita disleksia dapat mengalami keuslitan menggabungkan huruf menjadi kata, kesulitan membaca, kesulitan memegang alat tulis dengan baik, dan kesulitan dalam menerima

Berikut ini merupakan cerita dan penjelasan dari beberapa figur tentang bagaimana mereka menikmati hidup mereka dengan penyakit disleksia

Tom Cruise
Aktor ganteng Hollywood Tom Cruise berterus terang tentang disleksia yang pernah diidapnya di depan umum untuk menyakinkan para orang tua dari anak penderita kesulitan membaca bahwa ada solusinya untuk menanggulangi sindrom itu. Tom bercerita bahwa ia sejak kecil mengalami disleksia sehingga selalu tertinggal pelajaran di sekolahnya. Akibatnya ia merasa frustasi, bahkan sindrom itu hampir saja menghancurkan karier aktingnya dan sebelumnya telah merusak impiannya menjadi pilot pesawat. Namun ia mendapat pertolongan dari sebuah program belajar yang dikembangkan Scientology. Melalui program tersebut yang bernama Study Technologi hasil karya pendiri Scientology L. Ron Hubbard, Tom berhasil mengatasi kesulitan membacanya. Kini Tom Cruise adalah anggota dewan yayasan penanggulangan kesulitan membaca HELP (Hollywood Education & Literaty Problem) yang bertujuan membantu para penderita disleksia.



Albert Einstein
(March 14, 1879 - April 18, 1955) Menjadi salah satu pemikir yang paling penting dan terbesar, Albert Einstein abad kemudian diketahui menderita disleksia terutama karena memori buruk dan kegagalan konstan untuk mengingat hal-hal sederhana . Dia tidak akan mengingat bulan pada tahun namun ia akan berhasil dalam memecahkan beberapa rumus matematika paling rumit waktu tanpa kesulitan apapun.Dia mungkin tidak pernah belajar bagaimana untuk benar mengikat tali sepatu, tapi kontribusi ilmiah dan teori masih memiliki pengaruh besar pada semua ilmu pengetahuan terkini.

Agatha Christie
 (15 September 1890 - 12 Januari 1976) Agatha Christie adalah seorang penulis terbaik dunia sepanjang masa yang hanya benar-benar dikalahkan oleh Alkitab dan disamakan dengan Shakespear, buku-bukunya terjual sekitar 4 miliar kopi di seluruh dunia. Agatha menderita disleksia tetapi ada cara melakukannya menghentikannya dari menjadi kreatif dan belajar bagaimana menulis, novel misteri-nya selalu beberapa yang paling menawan dari semuanya. Buku laris-nya tanpa ragu "And then there was none" yang merupakan
sumber inspirasi bagi novelis dan pembuat film bahkan bertahun-tahun setelahnya.


Orlando bloom
Aktor terkenal ini merupakan salah satu dari penderita disleksia yang sukses dengan karirnya. Awalnya, Bloom merasa mempunyai self-esteem yang rendah karena adanya penyakit ini, ia merasa bahwa dirinya tidak pintar. Dengan tidak bisa membaca kalimat dan memahaminya dengan benar, Bloom merasa lelah dengan dirinya sendiri dan merasa tidak layak. Akan tetapi, pada umur 7 tahun saat ia didiagnosis menderita disleksia, ia juga menghasilkan skor IQ yang tidak rendah. Dengan begitu, ia merasakan kelegaan yang membuat self-esteem-nya kembali naik dan membuat kesimpulan bahwa disleksia itu sendiri tidak berhubungan dengan kecerdasan, IQ, atau kognisi seseorang. Bloom termasuk penderita dyslexia yang beruntung dan menghasilkan kehidupan yang baik, dibandingkan penderita dyslexia lainnya, yang berakhir di penjara karena narkotika, atau menjadi anak-anak yang dikeluarkan dari sekolah. Bloom menyemangati anak-anak penderita disleksia untuk tidak boleh malu dengan kekurangannya, anggaplah itu sebagai tantangan serta bakat. Dengan menyadari disleksia bukan berarti tidak pintar, kreativitas sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan-kemampuan non-akademis penderita disleksia agar tetap menjadi orang yang berguna di kemudian hari.

Dari 4 cerita penderita disleksia di atas, dapat disimpulkan bahwa penyakit disleksia sama sekali tidak berhubungan dengan kecerdasan, sehingga dyslexics jangan sampai self-esteem rendah karena menganggap dirinya tidak pintar dan tidak kreatif. Kreativitas ada pada setiap diri seseorang, dan tingkatan kreativitas berbeda-beda setiap orangnya. Teruslah berkreasi karena inovasi datang dari ide kecil yang bisa dikembangkan!

Sumber :


1 komentar:

  1. Benar sekali. Disleksinya adalah suatu kelebihan dan hanya di miliki oleh orang dengan IQ tinggi. Dan kini ada cara yang lebih efektive dan akurat dengan kaca mata IRLEN. for more info, kunjungi www.disleksiaindonesia.com call center 021-727 93 040/046

    BalasHapus