Sabtu, 30 Oktober 2010

Manusia dan Kebudayaan

Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, yang berarti walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Jelas bahwa keduanya merupakan satu kesatuan. Contoh paling sederhana adalah hubungan antara manusia dengan peraturan-peraturan kemasyarakatan. Peraturan kemasyarakatan itu dibuat oleh manusia, kemudian setelah peraturan-peraturan tersebut jadi maka manusia yang membuatnya harus patuh terhadap peraturan yang dibuatnya sendiri. Dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan tersebut merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri.
Hubungan atau kaitan antara manusia dengan kebudayaan ini dapat dipandang sama dengan hubungan antara manusia dan masyarakat. Berikut adalah beberapa cara implementasi terciptanya hubungan yang saling terkait satu sama lain . (ada 3 tahap):
  • Eksternalisasi, yaitu proses di mana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunuanya. Melalui eksternalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia.
  • Obyektivasi, yaitu proses di mana masyarakat menjadi realitas obyejtif (kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.
  • Internalisasi, yaitu proses di mana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.


Kebudayaan juga berperan penting terhadap perkembangan mental individu (seseorang)
Karena seseorang tersebut mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adapt-adat, sistem norma dan peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Proses ini dimulai sejak kecil, dimulai dari lingkungan keluarga, kemudian dengan lungkungan luar rumah, mula-mula dengan meniru dengan berbagai macam tindakan. Setelah perasaan dan nilai budaya yang memberikan motivasi akan tindakannya itu menjadi suatu
Pola yang mantap, dan norma yang mengatur tindakannya di budayakan. Tetapi ada juga
Individu yang dalam proses pembudayaan tersebut yang mengalami devienst, yang berarti  individu atau seseorang tidak dapat menyesuaikan dirinya dengan sistem budaya
Di lingkungan sosial sekitarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar